Kota Palembang adalah kota yang terletak di sebelah selatan Pulau Sumatera. Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian besar yaitu seberang Ulu dan seberang Ilir . Kota Palembang memiliki 108 anak sungai. Terdapat empat sungai besar yang melintasi Kota Palembang. Sungai pertama adalah Sungai Musi yang merupakan sungai terbesar dengan panjang 750 kilometer dan lebar rata-rata 540 meter (lebar terpanjang 1.350 meter) berada di sekitar Pulau Kemaro dan (lebar terpendek 250 meter) berlokasi di sekitar Jembatan Musi II. Sungai Musi memiliki dua pulau yaitu Kembaro (Kemaro) dan Kerto. Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter, Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter dan Sungai Keramasan dengan lebar rata-rata 103 meter.
1.9 Salah satu pelabuhan di Sungai Musi |
1.10 Sungai Musi sebagai sarana transportasi |
DATA SUNGAI MUSI
·
Lokasi
:
Sumatera Selatan
·
Jenis
:
Sungai permanen
·
Pola
:
Dendritik
·
Kedalaman
rata-rata :
15-20 meter
·
Jembatan
terpanjang yang melintasi : Ampera
(1,117 meter)
·
Kota
utama yang dilalui :
Tebing Tinggi, Sekayu, Palembang
·
Pelabuhan
terbesar :
Boom Baru
·
Bagian
hulu :
Ujan Mas, Kabupaten Kepahyang, Bengkulu
·
Muara
:
Selat Bangka
·
Ambang
terluar : Teluk Buyut, desa Sungsang
·
Lebar
rata-rata di Ilir sebelum memasuki batas Palembang : 250 – 300 meter
·
Lebar
rata-rata setelah melewati Palembang :
500 – 2 km
·
Anak
sungai utama :
sungai Ogan, sungai Komering, sungai Lematang, sungai Kelingi,, sungai Lakitan,
sungai Leko, sungai Telang, sungai Semanggus, sungai Rawas
Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi
dua kawasan, yaitu Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian
selatan. Kedua daerah tersebut membutuhkan sebuah penghubung, yaitu jembatan.
Jembatan yang terkenal di Sungai Musi adalah jembatan Ampera. Pada awalnya nama
jembatan Ampera adalah jembatan Bung Karno. Menurut sejarahwan Djohan Hanifah,
pemberian nama ini sebagai bentuk penghargaan kepada presiden RI pertama. Bung
karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang untuk
memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Jembatan tersebut mulai dibangun
pada tahun 1962 dan selesai di tahun 1965. Pada saat itu jembatan ini adalah
jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Nama jembatan Ampera berasal dari kata
Amanat Penderitaan Rakyat.
struktur jembatan Ampera
·
panjang :
1.117 meter (panjang bagian tengah 71,90 meter tepat di atas sungai Musi)
·
lebar : 22 meter
·
tinggi :
11,5 meter dari permukaan air
·
tinggi menara : 63 meter dari permukaan
tanah
·
jarak antara menara : 75 meter
·
berat : 944 ton
Keistimewaan dari jembatan Ampera adalah
pada bagian tengah badan jembatan dapat diangkat keatas. Hal ini bertujuan agar
tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian
tengah jembatan dapat diangkut dengan peralatan mekanis. Namun, sejak tahun
1970, aktifitas turun naiknya bagian tengah jembatan tidak dilakukan lagi, hal
ini dikarenakan waktu yang digunakan untuk
mengangkat jembatan menggangguarus lalu lintas di atasnya.
1.11 |
S selain
dimanfaatkan untuk PLTA dan transportasi, sungai Musi juga dimanfaatkan untuk keperluan
sehari-hari oleh penduduk sekitar sungai Musi, seperti mandi, mencuci pakaian,
mencuci peralatan rumah tangga dan lain-lain.
Anak-anak mandi salah satu aliran
sungai Musi. Warna air yang keruh dan berwarna kecoklatan adalah akibat dari
adanya lumpur yang mudah larut dan terbawa arus.
Pasar yang berada di salah satu aliran anak sungai Musi. Perahu dimanfaatkan sebagai alat transportasi untuk mengangkut barang dan sebagai sarana untuk mengantar penduduk yang akan pergi ke pasar. Air sungai di sekitar pasar tersebut sangat keruh, hal ini disebabkan banyak pedagang dan pembeli yang membuang sampah ke sungai dan menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan akhir.
Salah satu akibat dari pembuangan
sampah yang terjadi di sungai Musi. Hal ini menyebabkan sungai tersebut
tercemar dan air sangat keruh, sungai tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh
masyarakat sekitar sungai.
MENILIK SUNGAI MUSI DI MALAM HARI
ROMANTISNYA SUNSET di Jembatan Ampera
Kualitas air di Sungai Musi mulai menurun. Air di Sungai Musi berwarna keruh kecoklatan. sebaiknya masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Musi tidak memanfaatkan air keruh tersebut untuk dikonsumsi, baik digunakan untuk memasak maupun air minum karena kualitas air sudah mulai menurun dan dapat menimbulkan berbagai penyakit. Namun, masih banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan air Sungai Musi tersebut untuk dikonsumsi karena sulitnya mendapatkan air bersih di daerah sekitar sungai.
Kegiatan warga di sekitar sungai Musi yang memanfaatkan sampah untuk diambil dan dimanfaatkan kembali, mungkin sampah-sampah tersebut dimanfaatkan untuk didaur ulang atau diperbaiki dan dijual kembali untuk menambah pendapatan warga di sekitar Sungai. Sampah tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari apabila keadaannya masih baik dan layak dipakai.
Menjala ikan yang dilakukan oleh penduduk sekitar merupakan salah satu kegiatan sehari-hari yang dilakukan untuk mendapatkan ikan dan hasil tangkapan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitar.
Kalau di Yogyakarta ada tempat nongkrong di pinggir kali Code, di Palembang juga ada tempat nongkrong yaitu di Pinggir Sungai Musi sambil menikmati pemandangan lampu-lampu yang menyala di Kota Palembang. Selain itu dapat juga menikmati jajanan-jajanan di sekitar sungai. Kebanyakan pemuda-pemudi menikmati sunset bersama teman-teman atau pasangannya kemudian melanjutkan nongkrong di pinggir Sungai Musi sekaligus menikmati hangatnya Kota Palembang.
Indahnya sunset di Sungai Musi tidak kalah eksotisnya dengan sunset di Pantai Kuta Bali. Suasana romantis dan hangat membuat siapapun yang menikmati sunset di Sungai Musi akan ketagihan untuk menikmati kembali sunset di sana. Romantisnya Kota Palembang :)
Referensi :